Celery Juice, Good or Fad?

Diet jus seledri yang diprakarsai health guru Anthony Williams belakangan ramai dibahas. Kata pengelola situs Medical Medium itu, minum jus seledri setiap hari baik bagi tubuh. Jus seledri, kata Williams, merupakan tonik kesehatan yang ampuh untuk mengobati berbagai gejala penyakit.

CLRJ-OKPHOTO: THE SENSUAL FOODIE

Saking meyakinkannya ocehan pria yang mengklaim diri sebagai mastermind di balik gerakan minum jus seledri global itu, banyak selebriti kelas A yang percaya dan ikut minum jus yang berwarna hijau kinclong itu. Contohnya, Robert De Niro, Pharrell, dan Elle Macpherson.

Padahal, Williams ini dokter aja bukan lho. Dalam biografinya, Williams menyebut dirinya bisa berkomunikasi dengan roh. Williams bilang bisa mendiagnosis neneknya mengidap kanker paru-paru ketika dirinya baru berusia 4 tahun. Entah hoax apa bukan nih.

The Guardian menurunkan berita, banyak kondisi kesehatan yang, kata Williams, bisa diatasi dengan jus seledri. Misalnya, autoimunitas, kecemasan, depresi, sakit kepala, menurunkan berat badan, perut kembung, dan konstipasi.

Untuk menikmati manfaatnya, Williams menyarankan minum jus seledri (ngejusnya tanpa air) setiap pagi saat perut masih kosong. Lalu, dilarang makan apa pun sampai 15 menit kemudian.

Tampak meyakinkan?

Weits, tunggu dulu!

Seperti dimuat di laman Reader’s Digest Ali Webster PhD RD, associate director nutrition communications International Food Information Council Foundation, mementahkan klaim Williams. Salah satu manfaat utama seledri, kata Webster, adalah menghidrasi tubuh. Sebab, 95 persen komposisi seledri adalah air.

”Sebagian besar klaim soal efek jus seledri pada kesehatan adalah lelucon. Klaim-klaim itu dibuat berdasar pengalaman satu orang setelah meminumnya,” sanggah Webster.

Malina Malkani RDN CDN, juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics, juga sepakat bahwa klaim-klaim benefit jus seledri itu justru membahayakan karena nggak didukung bukti konkret yang didapat dari penelitian.

”Sebagian orang mengira minum jus seledri pada pagi hari sebelum makan apa pun bisa memperbaiki sistem pencernaan. Tapi, nggak ada bukti yang cukup untuk menegaskan manfaat itu,” bilang Malkani.

Begitu pula soal jus seledri bisa mencegah kanker. Reader’s Digest melansir bahwa sejauh ini belum ada bukti klinis tentang hal itu. Memang benar, ada beberapa jenis buah dan sayuran yang bisa mencegah kanker atau memiliki komponen yang bisa melindungi tubuh dari sel kanker. Misalnya, apel, pisang, anggur, jeruk, dan jagung. Fakta itu dipublikasikan di laman Harvard T.H. Chan. Detailnya kubahas kapan-kapan aja kalau nggak males nerjemahin hasil penelitiannya.

Seledri utuh mengandung flavonoid dan apigenin yang menunjukkan efek preventif kemo dalam riset berbasis sel terhadap Mongolian gebil. Webster menegaskan, penelitian itu belum diujicobakan pada manusia.

Soal kandungan nutrisi, seledri memang juara. Selain kaya antioksidan, dalam seledri terdapat berbagai enzim yang baik bagi tubuh. Belum lagi kandungan vitamin B6, C, dan K serta potasium, beta karoten, mangan, folat, kalsium, magnesium, dan riboflavin. Selain itu, di dalam seledri terdapat asam phenolic, flavonol, dihydrostilbenoid, flavone, furanocoumarin, dan phytosterol.

Reputasinya sebagai asupan yang rendah kalori, tapi tinggi serat membuat seledri masuk dalam daftar menu para penggila diet. Sekitar 95 persen komposisi seledri adalah air. Satu cangkir seledri cincang atau 100 gram seledri setara dengan 1,6 gram serat.

Malkani menambahkan, seledri dipersenjatai Sang Pencipta dengan bahan anti-peradangan dan bisa membantu melancarkan pencernaan. ”Banyak bukti bahwa seledri utuh menawarkan berbagai keuntungan, termasuk mengurangi risiko terkena penyakit jantung dan liver serta nyeri,” ucapnya kepada Reader’s Digest.

Jauuuh sebelum Anthony Williams menebar ”virus” jus seledri, tanaman yang masuk keluarga Apiaceae ini sudah dikonsumsi manusia zaman doeloe. Praktisi kesehatan Yunani kuno meresepkan seledri sebagai penenang saraf. Tapi, sampai sekarang belum ada bukti ilmiahnya yang mendukung hal itu. Sementara itu, bangsa Roma menggunakannya sebagai obat perangsang. Baunya wangi sih ya.

NGIRIS.gif

Dulu seledri lebih dikenal sebagai obat herbal daripada bahan makanan. Orang Italia-lah yang kali pertama mengolah seledri sebagai makanan abad ke-16.

Dimakan mentah atau dimasak, seledri sama enaknya. Namun, pertimbangkan dulu cara memasaknya. Berdasar riset yang dipublikasikan pada 2011, seledri akan kehilangan 38–41 persen kandungan antioksidannya jika direbus dan diblansir. Ketika dikukus, kandungan antioksidannya masih tersisa di angka 83–99 persen.

Dikutip dari Medical News Today, seledri juga bisa menimbulkan reaksi alergi. Pada kasus yang parah, konsumsi seledri, meski dalam jumlah sedikit, mengakibatkan anaphylactic shock.

Aku sih nggak minum jus seledri murni seperti yang disarankan Anthony Williams. Jus campuran buah dan sayur sih minum. Biasanya aku mengonsumsi jus campuran apel, pepaya, tomat, buah naga, bengkoang, pir, brokoli, seledri, dan pare. Efeknya? Tubuh selalu fit. Nggak gampang capek. Sistem pencernaan bekerja dengan baik (baca: jadwal setor tandas lancar). Berat badan juga terjaga (tetap berat, maksudnya). Plus, entah ini karena efek rutin minum jus atau bukan, kulit tetap halus meski usia nggak lagi muda. Tanpa menggunakan skin care!

 

 

Leave a comment